MAKALAH
PERANAN INDONESIA DALAM KONFERENSI
ASIA-AFRIKA BANDUNG
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Tugas
Mata Pelajaran IPS
Disusun oleh:
Nama : Reni Nuraeni
Kelas : VIII. H
KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI PANDEGLANG II PANDEGLANG
2012
Kata Pengantar
Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
atas limpahan taufik dan hidayahnya dan memberi kenikmatan yang tiada henti,
baik nikmat jasmani dan nikmat rohani, sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini yang insyaalah sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penuliasan makalah ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
guru-guru dan teman-teman yang sudah memberi dukungan dan motivasi kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan
makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam pemahaman
atau penulisan, sangat besar harapan penulis ada saran atau kritik
dari guru-guru di sekolah MTs. Negeri Pandeglang II, teman-teman dan pembaca yang bersifat
membangun demi perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfa’at bagi pembaca, terutama bagi penulis, Amin.
Menes,
Februari 2012
Penulis
|
i
|
Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………………..…...
Daftar Isi……………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah ………………………………………......
B.
Rumusan
Masalah………………………………………………….
C.
Tujuan
Penulisan Makalah ………………………………………..
D.
Manfaat
Penulisan Makalah……………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A.
Latar
Belakang Tentang Materi……………………………............
B.
Isi
Materi…………………………………………………………...
1.
Lahirnya Konferensi
Asia-Afrika……………………………..
2.
Hasil
Konferensi Asia-Afrika…………………………………
3.
Peran Serta Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika……….
C.
Manfaat
Materi…………………………………………………….
D.
Makna
Bagi Siswa Tentang Materi………………………………..
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………...
B.
Saran……………………………………………………………….
Daftar Pustaka………………………………………………………………...
|
i
ii
1
2
2
2
3
3
3
5
6
9
10
11
12
13
|
ii
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di
era tahun 50-an, Negara-negara di dunia terpolarisasi kedalam dua kutub. Ketika
itu terjadi pertarungan yang kuat antra Timur dan Barat terutama sekali pada
era perang dingin (cold war) antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet.
Pertarungan ini
adalah merupakan upaya untuk memperluas sphere of interest dan sphere of influence. Dengan sasaran
utama perebutan penguasaan atas wilayah-wilayah potensial di dunia dengan
berkedok pada ideologi panutan masing-masing.
Sebagian Negara
masuk dalam Blok Amerika dan sebagian lagi masuk dalam Blok Uni Sovyet. Aliansi
dan pertarungan didalamnya memberikan akibat fisik yang negatif bagi beberapa negara
di dunia seperti misalnya Jerman yang sempat terbagi menjadi dua bagian,
Vietnam dimasa lalu, serta Semenanjung Korea yang sampai saat sekarang ini
masih terbelah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Dalam pertarungan
ini Negara dunia ketiga menjadi wilayah persaingan yang amat mempesona buat
keduanya. Sebut saja misalnya Negara-negara di kawasan Asia Timur dan Tenggara
seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Jepang serta Negara-negara di kawasan
lain yang kaya akan energi dunia seperti Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar.
Dalam kondisi yang
seperti ini, lahir dorongan yang kuat dari para pemimpin dunia ketiga untuk
dapat keluar dari tekanan dua Negara tersebut. Soekarno, Ghandi dan beberapa
pemimpin dari Asia serta Afrika merasakan polarisasi yang terjadi pada masa
tersebut adalah tidak jauh berbeda dengan kolonialisme dalam bentuk yang lain.
1
|
2
|
1. Bagaimanakah
lahirnya Konferensi Asia-Afrika ?
2. Bagaimanakah
hasil Konferensi Asia-Afrika ?
3.
Bagaimanakah peran Indonesia dalam Konferensi
Asia-Afrika?
C.
Tujuan Penulisan Makalah
1. Ingin
mengetahui lahirnya Konferensi Asia-Afrika ?
2. Ingin
mengetahui pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika ?
3.
Ingin
mengetahui peran Indonesia
dalam Konferensi
Asia-Afrika?
D. Manfaat Penulisan Makalah
Dalam penulisan makalah ini
diharapkan manfaat yang diperoleh adalah:
1.
Bagi penulis, bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususunya pengetahuan
tentang materi Konferensi Asia-Afrika.
2.
Bagi pembaca, memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang materi Konferensi
Asia-Afrika.
3.
Bagi guru, menembah wawasan pengetahuan dalam pengajaran IPS terutama tentang materi
Konferensi Asia-Afrika.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Tentang Materi
Dalam penulisan
makalah ini akan dibahas tentang bagaimana lahirnya Konferensi Asia-Afrika, bagaimana hasil Konferensi
Asia-Afrika, dan peran serta Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika. Pada
dasarnya dalam mengupas materi ini banyak kajadian pada sejarah yang penting
menjadi acuan atau pedoman untuk membangun Negara kita untuk lebih baik lagi.
Para petinggi di jaman itu benar-benar memperjuangkan kepentingan negaranya
bersama dari masalah-masalah yang ada.
Dengan diadakannya Konferensi Asia-Afrika
dibandung menghasilkan berbagai tujuan yang baik demi kepentingan bersama
diberbagai bidang, serta menghasilkan Dasasila Bandung. Selanjutnya untuk lebih
jelasnya penulis akan mengupas tentang materi adanya Konferensi Asia-Afrika.
B. Isi Materi
1. Lahirnya Konferensi Asia-Afrika
Konferensi Asia
Afrika merupakan gagasan oleh lima Negara yaitu Indonesia, India, Pakistan,
Burma dan Sri Lanka. Persiapan pertama dilakukan di Kolombo pada tanggal 28
April – 2 Mei 1954. Persiapan kedua dilakukan di Bogor pada tanggal 29 Desember
1954. Melalui persiapan ini maka kemudian Konferensi Asia Afrika dilaksanakan. Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, dimulailah Konferensi
Asia Afrika yang diselenggarakan di kota Bandung. Konferensi ini berlangsung
hingga tanggal 25 April 1955 dan diikuti oleh wakil dari 29 negara Asia dan
Afrika.
Berikut
ini beberapa latar belakang dan dasar pertimbangan terselenggaranya KAA:
a.
3
|
b.
4
|
c.
Persamaan nasib bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, terutama
pernah mengalami penjajahan;
d.
Persamaan masalah sebagai negara yang masih terbelakang dan
berkembang;
e.
Ingin menggalang kekuatan negara-negara Asia Afrika agar
mendukung perjuangan merebut Irian Barat;
f.
Memiliki kedekatan yang kuat karena dihubungkan oleh faktor
keturunan, agama, dan latar belakang sejarah; dan
g.
Berdasarkan letak geografisnya, letak negara-negara Asia dan
Afrika saling berdekatan.
Tujuan utama
konferensi ini adalah membentuk kubu kekuatan negara-negara dunia ketiga untuk
menghadapi dua kubu adidaya, Barat dan Timur. Di akhir konferensi,
ditandatangani Deklarasi Bandung yang isinya kesepakatan untuk mengadakan
kerjasama ekonomi dan budaya di antara negara-negara dunia ketiga serta
mengakui adanya hak untuk menentukan nasib bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
Selain itu, konferensi ini juga mengeluarkan resolusi menentang penjajahan, di
antaranya penjajahan Perancis atas Guinea Baru. Konferensi Asia Afrika juga menjadi
pendahuluan dari terbentuknya Organisasi Gerakan Non-Blok.
Dalam Pertemuan tersebut, 29
kepala Negara Asia dan Afrika bertemu membahas masalah dan kepentingan bersama,
termasuk didalamnya mengupas secara serius tentang kolonialisme dan pengaruh kekuatan “barat”. Pertemuan ini disebutkan pula
sebagai Konferensi Asia Afrika atau sering pula disebut sebagai Konferensi
Bandung.
Konferensi tersebut dihadiri negara termasuk 5 negara
pengundang. Ke-24 negara yang diundang adalah 18 negara Asia dan 6 negara
Afrika. Negara-negara Asia yang hadir yaitu Filipina, Thailand, Vietnam Utara,
Vietnam Selatan, Laos, Turki, Jepang, Yordania, Kamboja, Nepal, Lebanon, RRC,
Afghanistan, Iran, Irak, Syria, Saudi Arabia, dan Yaman. Sedang 6 negara Afrika
yang hadir adalah Mesir, Sudan, Ethiopia, Libya, Liberia, dan Ghana. Rhodesia
(Afrika Tengah) pada awalnya diundang, namun karena sedang ada kemelut politik
dalam negeri maka tidak bisa hadir.
5
|
a. Golongan prokomunis, yaitu RRC dan
Vietnam Utara.
b. Golongan pro-Barat, yaitu Filipina,
Thailand, Pakistan, Irak, dan Turki.
c. Golongan netral, yaitu India, Birma,
Sri Lanka, dan Indonesia.
2. Hasil Konferensi Asia-Afrika
Dari Konferensi ini dihasilkan 10 prinsip yang disepakati bersama
yang sering juga disebutkan sebagai Dasa Sila Bandung, yaitu :
a. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas
yang termuat di dalam piagam PBB;
b.
Menghormati
kedaulatan dan integrits territorial semua bangsa;
c.
Mengakui
persamaan ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil;
d.
Tidak
melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri orang
lain;
e.
Menghormati
hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendiri atau
kolektif sesuai dengan piagam PBB;
f.
1). Tidak
menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk bertindak
bagi kepentingan khusus salah satu Negara besar;
2). Tidak
melaukan tekanan terhadap Negara lain;
g.
Tidak
melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan
terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu Negara;
h.
Menyelesaikan
segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan,
persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum, atau cara damai lain
berdasarkan pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB;
i.
Memajukan
kepentingan bersama dan kerja sama; dan
j.
6
|
Di dalam komunike akhir konferensi itu,
digarisbawahi kebutuhan untuk membangun kerjasama yang saling menguntungkan
antar negara-negara Asia-Afrika dalam hal pembangunan ekonomi untuk melepaskan
diri dari ketergantungan melalui industrialisasi. Kerjasama ini dilaksanakan
dengan membangun komitmen penyediaan asistensi teknis dalam proyek-proyek
pembangunan, selain pertukaran teknologi, pengetahuan, dan pembangunan
pelatihan regional dan lembaga-lembaga penelitian.
3.
Peran Serta Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika
Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di
samping sebagai salah satu pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan
diri sebagai tempat penyelenggaraan KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet
Ali Sastroamijoyo yang berhasil menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat
internasional.
Dalam pelaksanaan KAA Indonesia
berperan penting, karena selain menjadi tempat berlangsungnya Konferensi
tersebut Indonesia juga salah satu negara yang ingin bangsanya hidup setara,
maju di berbagai bidang dan tidak ingin
tertindas oleh Negara barat, yang paling penting adalah mengutamakan kerjasama.
a.
50 Tahun Konferensi Asia Afrika
Seperti telah
disebutkan sebelumnya , Konferensi Asia-Afrika yang dikenal dengan sebutan
“Konferensi Bandung” diselenggarakan pada tanggal 18-24 April 1955. Konferensi
ini digagas bersama oleh Indonesia, Burma, Srilangka, India, dan Pakistan.
Hadir dalam konferensi itu 29 pemimpin Negara, 23 di antaranya dari kawasan
Asia dan 6 dari kawasan Afrika.
Pemimpin-pemimpin
besar dunia, seperti Soekarno dari Indonesia, Chou Enlai dari Republik Rakyat
Tiongkok, Perdana Menteri Jawaharal Nehru dari India, Mohamad Ali dari
Pakistan, U Nu dari Burma, Gamal Abdul Nasser dari Mesir, tercatat sebagai
hadirin yang mengikuti konferensi tersebut.
Konferensi dilaksanakan dalam situasi ketika dunia terbelah ke
dalam dua blok kekuatan adidaya dunia yang saling berseteru dalam perang
dingin, yakni “Blok Barat” yang dipimpin Amerika Serikat dan “Blok Timur” yang
dipimpin oleh Uni Soviet. Blok-blok kekuatan adalah buah dari tidak
terselesaikannya kontradiksi dalam panggung politik dunia antara kekuatan
imperialis Barat dengan kekuatan negara-negara Sosialis yang pada saat
berlangsungnya perang imperialis, bersekutu menumbangkan blok kekuatan fasisme
yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang.
7
|
Negara-negara yang diundang pada peringantan 50 tahun Konferensi
Asia Afrika, berjumlah 25 negara yaitu : Afgnistan, Kamboja, Federasi Afrika
Tengah, Republik Rakyat Tingkok (China), Mesir, Ethiopia, Pantai Emas (Gold
coast), Iran, Irak, Jepang, Yordania, Laos, Libanon, Liberia, Libya, Nepal,
Filipina, Saudi Arabia, Sudan, Syria, Thailand, Turki, Vietnam Utara, Vietnam
Selatan dan Yaman.
Peringatan serupa sebenarnya bukan hanya milik Pemerintah RI atau
Pemerintah Afrika Selatan. Momentum Konferensi Asia-Afrika sesungguhnya adalah
momentum seluruh Rakyat dari seluruh dunia, terutama dari Negara-negara yang
saat ini berada secara langsung maupun tidak langsung dalam dominasi
imperialisme, khususnya imperialisme Amerika Serikat (AS). Karenanya berbagai
kalangan masyarakat sipil, baik organisasi massa maupun organisasi sosial
non-pemerintah, juga turut menyibukan diri untuk melaksanakan peringatan emas
50 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
Pertemuan puncak dari Konferensi tersebut dilaksanakan pada tanggal
22-23 April 2005 di ibukota Jakarta, tepatnya di Gedung Jakarta Convention
Centre (JCC). Pertemuan itu berupa Konferensi Tingkat Tinggi yang dihadiri oleh
pemimpin-pemimpin negara yang turut serta dalam Konferensi Asia-Afrika II.
Melalui KTT tersebut, dicetuskan “Deklarasi Kemitraan Strategis Baru
Asia-Afrika (New Asian-African Strategic Partnership/NAASP)”.
8
|
Kemitraan strategis yang baru ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia-Afrika yang
mengarah pada upaya-upaya meningkatkan sejumlah mekanisme yang sudah ada,
seperti NEPAD (New Partnership for African Development), TICAD (Tokyo International
Conference on African Development), China-Africa Cooperation Conference Forum,
India NEPAD Fund, dan lain-lain.
Selain di Jakarta, Konferensi juga berlangsung di Bogor dan
mengahsilkan 4 tujuan pokok Konferensi Asia Afrika, yaitu :
1)
Untuk
memajukan goodwill (kehendak yang luhur) dan kerjasama antar
bangsa-bangsa Asia dan Afrika, untuk memajukan kepentingan-kepentingan
bersama, serta untuk menciptakan dan
meningkatkan persahabatan;
2)
Untuk
meningkatkan kerjasama dibidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
3)
Untuk
mempertimbangkan hal-hal yang merupakan kepentingan khusus bangsa-bangsa Asia
dan Afrika, misalnya hal-hal yang berkaitan dengan kedaulatan nasional dan
masalah-masalah rasialisme dan kolonialisme; dan
4)
Untuk
memajukan kedudukan rakyat Asia dan Afrika didalam dunia dewasa ini serta
sumbangan yang dapat mereka berikan guna memajukan perdamaian serta kerjasama
di dunia.
b.
Arti Penting
KAA
KAA
berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan
mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan
Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur
telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok.
Dengan
demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua
keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai
masalah RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki
dwikewarganegaraan diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga
negara RRC. Kedua, RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian
Barat.
9
|
1) Merupakan pendorong kemerdekaan
bangsa-bangsa Asia – Afrika untuk lepas dari cengkeraman imperialisme dan
kolonialisme Barat;
2) Menjadi pendorong lahirnya Gerakan
Nonblok;
3) Merupakan pencetus semangat
solidaritas dan kebangkitan negara Asia Afrika dalam menggalang persatuan;
4) Memberikan harapan baru bagi
bangsa-bangsa yang sudah maupun belum merdeka;
5) Mulai diikutinya politik luar negeri
bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri Lanka;
6) Kembali bangkit dan sadarnya
bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan potensi yang dimiliki;
7) Diakuinya nilai-nilai Dasasila
Bandung oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan dalam
meredakan ketegangan dunia; dan
8) Mulai dihapuskannya praktik-praktik
politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.
C. Manfaat
Materi
Dalam penulisan makalah ini dengan materi yang
bertemakan peran Indonesia dalam KAA, pada umumnya manfaat yang bisa dipetik
adalah sebuah Negara yang ada di dunia ini harus mengutamakan kerjasama dengan
perundingan-perundingan yang menghasilkan keputusan bersama, demi
terselenggaranya Negara yang aman, damai tentram tidak ada konflik internasional,
saling menghormati kedaulatan teritorial, saling tidak melakukan
agresi, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri, setara dan saling
menguntungkan, serta, dan berdampingan dengan damai.
10
|
Seperti yang sebelumnya sudah
ditulis di awal, bahwa makna bagi siswa pada umumnya dalam mempelajari ilmu
pengetahuan sangatlah berguna dikelak nanti, apalagi dalam mempelajari tentang
sejarah lahirnya KAA. Dengan mempelajari tentang materi terjadinya KAA, siswa
akan mengetahui betapa sangat pentingnya hal tersebut, karena bayangkan saja
kalau tidak terjadinya KAA pada waktu itu mungkin Negara kita akan selalu
terpuruk, ketinggalan jaman dan yang pasti selalu tertindas oleh Negara lain
atau Negara barat.
Dalam hal ini siswa sebagai generasi
penerus bangsa harus memahami betul tentang arti dari sejarah dan terjadinya
KAA, karena pada intinya suatu Negara tidak akan berdiri dan maju sendiri. Di
sini harus diperlukan adanya kerjasama disegala bidang untuk kemajuan bersama,
agar tidak adanya konflik internasional, bisa berjalan dengan aman, damai, dan
tenram. Begitu juga dengan individu masing-masing, manusia sebagai makhluk
sosial saling ketergantunggan satu sama lain, saling membutuhkan, dan saling
bekerjasama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengakaji legenda sangkuriang
penulis akhirnya menarik kesimpulan tentang apa yang ada dalam materi tersebut.
Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1.
Konferensi
Asia Afrika merupakan gagasan oleh lima Negara yaitu Indonesia, India,
Pakistan, Burma dan Sri Lanka. pada tanggal 18 April
1955, dimulailah Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di kota Bandung.
Konferensi ini berlangsung hingga tanggal 25 April 1955 dan diikuti oleh wakil
dari 29 negara Asia dan Afrika. Tujuan utama konferensi ini adalah membentuk kubu
kekuatan negara-negara dunia ketiga untuk menghadapi dua kubu adidaya, Barat
dan Timur. Di akhir konferensi, ditandatangani Deklarasi Bandung yang isinya
kesepakatan untuk mengadakan kerjasama ekonomi dan budaya di antara
negara-negara dunia ketiga serta mengakui adanya hak untuk menentukan nasib
bangsa-bangsa Asia dan Afrika
2.
Hasil
dari pelaksanaan KAA di Bandung atau Dasasila Bandung yaiu:
a. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas
yang termuat di dalam piagam PBB;
b.
Menghormati
kedaulatan dan integrits territorial semua bangsa;
c.
Mengakui
persamaan ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil;
d.
Tidak
melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri orang
lain;
e.
Menghormati
hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendiri atau
kolektif sesuai dengan piagam PBB;
f.
1). Tidak
menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu
Negara besar;
11
|
g.
12
|
h.
Menyelesaikan
segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan,
arbitrase atau penyelesaian hukum, atau cara damai lain berdasarkan pilihan
pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB;
i.
Memajukan
kepentingan bersama dan kerja sama; dan
j.
Menghormati
hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
3.
KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya
menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di seluruh dunia secara
damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA untuk tidak berpihak pada
blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan Nonblok. Dengan
demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA memberikan dua
keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan mengenai
masalah RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki
dwikewarganegaraan diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga
negara RRC. Kedua, RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian
Barat.
A. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis
hanya bisa menyarankan kepada pembaca, khususunya bagi siswa Mts. Negeri
Pandeglang II dapat membangun
kehidupan bersama, dan bekerja
sama satu sama lain. Karena kita adalah makhluk sosial yang saling
ketergantungan antara sesama . Tidak lupa untuk terus menggali ilmu pengetahuan
di berbagai mata pelajaran, khususunya dalam mata pelajaran IPS dan bisa mengkaji
lebih dalam lagi materi lahirnya KAA.
Daftar Pustaka
13
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar